I am Still Hoping. 14 Days To Go.

I'm so gonna buy this!

I get obsessed with fictional characters. Eventhough I know I should live in the real world, I just can’t make it stop. – via tumblr.

mungkin teman-teman sekalian yang follow saya di Twitter atau Tumblr sudah bosan sama rambling-an saya soal Harry Potter dan Deathly Hallows Part 2.

mungkin sebagian dari teman-teman menganggap saya superlebay karena sedihnya saya akibat Deathly Hallows Part 2 KEMUNGKINAN BESAR tidak akan ditayangkan di Indonesia udah kayak melebihi sedih akibat patah hati ditolak gebetan atau diputusin pacar.

mungkin banyak yang berpikir, kok susah amat sih, cari aja tiket murah ke Singapur dan nonton di sana. ah tidak semudah itu. entah ya, saya kok malah mengurungkan niat saya untuk bikin paspor dan cari tiket ke Singapur dan kabur sebentar cuma demi nonton si Deathly Hallows Part 2. mestinya saya tidak merasa sayang duit. katanya, die-hard fans.

entah, saya ini goblok kali ya kok ya masih saja menggantungkan harapan pada orang Indonesia. apalagi sama pemerintahnya.

mungkin saya memang tidak se-die-hard itu juga. tapi kalau memang saya tidak se-die-hard itu, saya tidak mungkin mengoceh bolak-balik soal kesedihan saya akibat (KEMUNGKINAN BESAR) tidak ditayangkannya film tersebut di sini. saya tidak mungkin menghabiskan waktu yang seharusnya saya pakai untuk bekerja dengan menatap halaman ini, menonton video metamorfosa Daniel Radcliffe, Emma Watson, dan Rupert Grint selama 10 tahun mereka tumbuh bersama film Harry Potter.

iya, 10 tahun. I was growing up being a Harry Potter-nerd. together with her. teriak-teriak kegirangan ketika rilis buku ketujuh beberapa tahun silam. teriak-teriak kegirangan setiap lihat news-update. teriak-teriak setiap melihat foto Daniel Radcliffe, Emma Watson, Rupert Grint, dan aktor-aktris pendukung lainnya. dan sama-sama sedih dan rasanya ingin menangis begitu tahu soal pajak film asing yang bermasalah dan kemungkinan besar tidak ditayangkannya film terakhir di Indonesia.

film terakhir. waktu rilis buku ketujuh, mungkin tidak sesedih ini. waktu buku ketujuh rilis, film yang ketujuh masih jauh dari bayangan. masih proses filming film keenam. film kelima baru saja rilis. masih panjang jalan menuju perpisahan dengan The Chosen One. JK Rowling toh masih menulis buku-buku spin-off. itu dulu.

tapi, ini kan perpisahan. seharusnya menjadi perpisahan yang manis. yang nantinya akan saya ceritakan ke anak-cucu. ini loh, buku favorit ibumu/nenekmu. ini loh, film favorit ibumu/nenekmu. dulu, ibu/nenek selalu membaca/menonton ulang buku/film ini. liat nih koleksi ibu/nenek, lengkap kan. poster, DVD, merchandise, kaos, jaket… dan lihat deh, ini dulu ibu/nenek sama bapak/kakek di Wizarding World of Harry Potter di Orlando! berasa ngimpi aja udah ke sana, berasa balik lagi ke dalam buku.

*haha, doakan saya beneran ke sana ya! ah, ga mau. harus beneran ke sana. semoga, secepatnya!*

duh, masa ya belom perpisahan saja saya sudah sakit hati gara-gara film terakhir ga rilis di Indonesia. perpisahan macam apaaaaa ini.

ah iya, silakan bilang saya lebay. tidak apa-apa. saya juga bilang kalian lebay kok setiap kalian teriak-teriak tim kalian tidak lolos ke babak selanjutnya sebuah pertandingan. atau pemain favorit kalian dibeli tim lawan. atau waktu kalian tidak bisa menonton konser penyanyi favorit kalian.

tanggal 15 Juli sudah saya tunggu-tunggu entah sejak kapan. mungkin sejak saya pertama kali menyentuh halaman pertama Harry Potter and The Sorcerer’s Stone. mungkin juga sejak saya selesai menonton Half-Blood Prince yang agak mengecewakan itu.

The Epic Conclusion. It All Ends Here. It Ends Where It All Began. in 3D, like it has to be, like I want it to be. I don’t mind spending IDR 50.000, watching it on Sunday. I don’t care if I have to queue all day long or waiting for weekend to watch it. I don’t care as long as I can watch it properly.

silakan bilang saya lebay, padahal biasanya juga nonton donlotan. ya, sejak film asing tidak masuk bioskop Indonesia, saya memang menonton film donlotan. tetapi, ketika film tersebut rilis, saya akan mati-matian mengusahakan menontonnya di bioskop. apalagi kalau itu tergolong film favorit. saya menonton Source Code di bioskop. padahal donlotannya saja sudah ada yang bagus. nah?

and to be frank, saya tidak rela harus menonton Deathly Hallows Part 2 donlotan, in the first place. meskipun gambarnya sudah bagus. NOT A CHANCE. masa orang-orang di belahan dunia lain nonton, KAMI-KAMI YANG DI INDONESIA INI ENGGA?

membaca ini, saya makin sedih. mau nangis saja rasanya. ah, saya memang sudah ingin nangis sejak berita soal pajak film itu. saya tidak peduli film lainnya tidak tayang, tapi KENAPA DEATHLY HALLOWS PART 2 JUGA? KENAPA?

lalu, janji-janji palsu macam apa itu yang diutarakan Jero Wacik? ah saya memang tidak boleh sepenuhnya percaya pemerintah lagi. orang-orang saja sudah menutup mata dan telinga. saya mungkin terlalu naif kalau masih percaya sama pemerintah.

yet, I’m still hoping for a miracle to come. is it too naive if I believe in miracle? mungkin goblok, tapi entah, saya masih berharap. padahal, sama gebetan aja udah ga berharap lagi loh. *WEH ORA CURHAT SING LIYA. FOKUS SIH*

saya bahkan tidak yakin dengan membeli Entertainment Weekly Special Collector’s Double Issue dapat menghilangkan kesedihan saya.

jadi, tolonglah. DEATHLY HALLOWS PART 2, PRETTY PLEASE. it’s 14 days to go. FOURTEEN FREAKIN DAYS.

*esumpah, saya mewek liat covernya EW ituuuuu* :((

 

 

15
Happy Harry Potter Day! Solo City Walk

15 Comments

mendesah …. jangan berharap banyak deh, thie … mari kita menangis saja, hiks …. (lonely)

hahaha,,sama ah,,ntar kalo udah tua aku kasih liat koleksi all about Iker Casillas & Real Madrid ke anak cucuku (goodluck)

aku jg kecewa sih,,tp berhubung cuma seneng dan g begitu nge-fans amat,,jadinya ya biasa aja,, (padahal selalu nonton filmnya,,hehehe :-P )
sabar ya dear,,Air Asia kmarin sempat promo tuh ke Singapura ,,hehehe

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.