My Best Medicine.

Sudah seminggu saya batuk-batuk, pilek, dan meriang. Ditambah sakit kepala yang super dahsyat. Minum Intunal Forte pun tidak membantu. Sakit kepala tidak berkurang, batuk-pilek-sentrap sentrup juga ga berkurang. Tidur lebih awal memang sedikit mengurangi meriang dan demam, tapi saya masih saja kurang sehat.

Saya nekat berangkat ke Bandung pada Kamis pagi. Tujuannya adalah bertemu seluruh anggota keluarga.

Dan siapa sangka, pusing saya seketika hilang waktu akhirnya kami berkumpul di ruang keluarga Teh Yani (sepupu yang tinggal di Bandung).

Mendengar celoteh bersahut-sahutan adik-adik, berkeluh-kesah pada ibu, meledek adik-adik bersama bapak, mendengarkan curhat adek 1 dan adek 2, melihat adek bontot yang matanya sulit berpaling dari komik yang sedang dibaca, makan rendang buatan ibu dan bergosip bersama uwa-uwa dan si teteh di dapur sambil ngemilin tahu goreng.

This is my best medicine. This is home. Like they said, home is where your heart is.

3
Jerman yang Anti Klimaks Sheila On 7 at Symphonesia 2012

3 Comments

same here. keluarga jadi obat paling mujarab. makanya belakangan mencoba sebisa mungkin pulang ke Jogja. ketemu keluarga, ketemu saudara/i 😀

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.