November.

Hai, lama tak berjumpa. Sibuk sih tidak. Malas saja. Oh ilustrasinya agak ga nyambung sih. Saya cuma lagi demen foto di atas aja. Yang motret kak Rise.

Sudah hampir tiga bulan sejak hengkang dari perusahaan yang lalu. Sekarang kerja sama bulai. Beda betul dengan kerja sama orang lokal. Kerja dengan bulai sebetulnya bisa santai. Kebanyakan mereka membebaskan, tidak memaksakan kehendak (meski ada beberapa yang rese dan kolot juga).

Yah itu, kadang saking bebasnya, semua orang jadi bebas ngasih kerjaan di waktu-waktu yang tidak lazim. Lagi selo berlebihan, dicuekin aja. Sekalinya satu bulai ngasih kerjaan, yang lain ikut-ikutan. Tapi kalo soal manner, mereka bolehlah. Bahkan setingkat Excom baiknya ga ketulungan, masih mau membalas email ketika weekend (yang mana saya aja ga bakalan ngecek) padahal yang bersangkutan mungkin saja sedang berada di seberang lautan sana.

Rindu kerja di lapangan tapi belum bisa. Mungkin ini waktunya saya mengistirahatkan otak pasca digeber habis-habisan di perusahaan sebelumnya sampai overload dan sudah dalam tahap ingin memarah-marahi kepala divisi setelah khatam mengomeli site meneher setiap Sabtu-Minggu-Senin lewat telepon.

Betah ga? Yaaaa betah ga betah ya di betah-betahin. Yang nyebelin cuekin, yang rese ladenin aja, yang nyenengin di-maintain, yang ganteng dan available didekati siapa tau jodoh.

Sudahlah, jalani saja (METU MENEH JARGON SEK IKI HAHAHAHAK). Mudah-mudahan berkah.

Lalu hari Kamis kemarin benar-benar hari yang paling absurd di kantor baru ini. Horor, pas tanggalnya Halloween, malam Jumat pula. Tapi, dirayakan dengan nonton bareng Thor: The Dark World di Kemang hahaha. Aslinya aku ga suka Thor walaupun suaranya mirip Mas Alas Tangga. Filmnya menghibur sih. Tentu saja fokusku sudah hilang ketika pertama kali kemunculan kangmasnya akuh yang jadi Fandral. Dan tentu saja om Loki. Tapi di tengah-tengah aku mewek ga kelar-kelar, lalu di akhir film aku merasa dibodohi, HIH.

Had decent weekends in a row sejak lebaran haji yang lalu. Mulai dari Jogja, Bandung, Pantai Indah Kapuk, Bogor. Bercengkerama dengan manusia-manusia absurd dan para kesayangan. (Family gathering yang absurd. KARNA CUMA DAPET AIPOD SYAFEL SEBAGAI HADIAH PINTU, HIH. Incerannya kan LED TV 40″. Tapi lumayan lah main airnya). Gila, jalan-jalan mulu ya saya. Hahahaha.

Kemudian belakangan jadi linglung. Mungkin akibat kebanyakan jalan. Badannya sudah jompo, maklum sudah lewat dua puluh lima. Dan lagi, jadi pelupa. Mungkin kurang fokus. Dibilangin begitu sih. Lha gimana dong, kakak. Kalau sendirian aku jadi overthink, kalau lagi ramai-ramai aku kadang suka ngomong tanpa mikir. Serba salah kan.

Mungkin emang butuh dipegangin sih. Ya sama siapa gitu, yang mau megangin.

Sudah November. Coba dicek awal tahun kemarin ingin apa saja, apakah sudah kelakon semua.

2
30 Days Photography Challenge. Day 1. Pada Suatu Malam

2 Comments

kalo badan jompo walau baru lewat dua puluh lima, itu artinya butuh olahraga :p

ah masih november.. sini tik aku pegangin

ahiks. olahraga ya. *menatap nanar sepatu olahraga pemberian bapak*
emoh dipegang kowe, ngko diseneni calon suamikmu. :))

Leave a Reply to evillyaCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.