Lima Bulan Karantina
17 Agustus 2020. Genap lima bulan masa karantina.
Sudah lelah lihat kelakuan pemerintah dan orang-orang. Salut sama mas mbak bapak ibu tenaga kesehatan, bapak ibu mbak mas juru wabah, mas mbak bapak ibu jurnalis yang masih sabar menghadapi mereka semua. Semoga kalian semua selalu sehat jiwa dan raga. Jalan masih panjang. Doa saya untuk kalian dan orang-orang tersayang.
Saya masih WFH dan sudah deklarasi ke atasan dan klien mungkin akan WFH forever, sampai saya bisa divaksin. Tidak peduli omongan-omongan dan asumsi-asumsi orang. I’d do what I think is safe and convenient for everyone, you do you. Well, I’m difficult most times but there’s also times I compromise, so I’d probably once in a while pop-up in the office for very important and urgent things. But anything I can do remotely, I’d definitely do it remotely.
Kegiatan yang saya lakukan di luar rumah:
- Belanja di supermarket, mampir Uniqlo dan Miniso (baru dua jam di mal aja saya udah kepengen pulang), dan jajan Gindaco atau Chatime. Semua terencana apa yang mau dibeli, ga sembarangan kelayapan. Tidak dine-in di restoran. Kalau pergi sama housemate kadang ikut nungguin dia mampir suatu gerai atau kami berpisah lalu mengabari kemudian.
- Jajan di Total Buah depan komplek (ini aja udah jarang, karena belakangan lebih sering jajan di Shopee, Tokopedia, dan GoFood).
- Jajan di warung bude depan yang cuma dua puluh langkah dari pagar.
- Ambil paket dan orderan GoFood.
- Ambil uang di ATM, sekalian beli bubur ayam untuk sarapan.
Looks like I’d do anything for food even there is pandemic. Or zombie apocalypse. Hey, food is lyfe.
Have been attached to Twitter a lot. Ada aja ya tiap hari keributannya. Ya gimana pemerintah tiap hari statement-nya bikin pengen tebalikin meja terus. But it means grup julid never out of topics to get julid of.
Have been reading ebooks, too. A lot of chic lits. Ya lagi pandemi begini, udalah tiap hari baca email kerjaan, dokumen kontrak dan gambar, keributan di Twitter, info covid-19, dan statement pemerintah, masa saya harus baca-baca ebooks yang berat juga. A little heart-warming yet witty and laughable romance is all I need.
Sudah dua bulanan ini juga workout manggil trainer ke rumah (makanya udah jarang jalan kaki –selain karena jalanan udah rame gua ngeri gaes. Padahal juga udah beli sepeda wakakaka), barengan housemate. Kalau ada temennya gini enak, jadi termotivasi malah kadang-kadang berkompetisi. Walaupun saya mah targetnya cuma supaya fit ga gampang lelah aja. Lumayan lah sekarang tu kalau habis makan ga berasa engap lagi dan ini lengan ane udah berkurang mbleyer-nya. Ga butuh jadi kayak Jennifer Bachdim juga, kurusan adalah bonus.
Tenang gaes, rebahan (dan dibayar) masih menjadi passion-ku.
17 Agustus 2020. 75 tahun, Indonesia. Grow up.
2 Comments
stay safe! di sini dah masuk gelombang kedua.. moga ga sampe ada pembatasan lagi deh..
thanks, stay safe juga di sana. hehehe, Indonesia endless first wave. 😌